Categories
Artikel

LIFE BELOW WATER

Belum lama ini Indonesia mengikuti rencana aksi global Sustainable Development Goals (SDG) yang bertujuan untuk mengurangi kemiskinan, mengurangi kesenjangan, dan melindungi lingkungan. Salah satu dari 17 tujuan yang dicanangkan adalah Life Below Water (Menjaga Ekosistem Laut). Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki wisata maritim melimpah tentu harus fokus terhadap hal ini.   Sayangnya, pemanfaatan SDA sebagai tempat wisata maritim tidak didampingi dengan pengelolaan sampah yang baik. Banyak lokasi maritim yang awalnya memiliki pemandangan indah dan ekosistem baik menjadi rusak setelah beberapa tahun menjadi tempat wisata. Tidak hanya dari faktor pengunjung saja, namun kurangnya kepedulian masyarakat sekitar dengan alam juga menjadi penyebab sulitnya mengatasi masalah ini. Padahal, sampah plastik merupakan komponen terbesar dalam pencemaran lingkungan baik di tanah maupun laut. Apalagi dihadapkan pada situasi sosial-ekonomi masyarakat yang seakan melekat dengan ketergantungannya terhadap plastik pada aktivitas sehari-hari. Bicara mengenai dampak sampah plastik di laut, tentu banyak sekali ancaman terhadap ekosistem bahari, kesehatan manusia, hingga ekonomi diantaranya:

1.   Merusak keseimbangan nutrien di laut
2.   Membahayakan keselamatan hewan
3.   Merusak terumbu karang
4.   Mengurangi populasi fitoplankton
5.   Berbahaya bagi kesehatan manusia
6.   Berdampak buruk bagi perekonomian

Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan kebijakan Peraturan Presiden nomor 83 tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut. Di dalamnya, terdapat Rencana Aksi Nasional (RAN) penanganan sampah plastik di laut pada 2018-2025. Targetnya, sampah plastik di laut tereduksi hingga 70 persen pada 2025. Salah satu upayanya adalah dengan mengaktifkan Kemitraan Aksi Plastik Nasional (National Plastik Action Partnership). Kemitraan tersebut menjadi yang pertama di dunia dan menegaskan bahwa Indonesia berkomitmen untuk mengurangi produksi sampah plastik.

Berita baiknya, sejak tahun lalu memang sudah banyak aksi yang dilakukan untuk mengurangi penggunaan plastik yang dilakukan oleh berbagai lapisan masyarakat. Contohnya adalah :

1.   Penggunaan reusable bag
2.   Pemberhentian penggunaan sedotan plastik
3.   Reusable glass atau menggunakan botol minum sendiri saat membeli minuman
4.   Melakukan pembersihan di pantai maupun di laut dengan menyelam
5.   Edukasi dan sosialisasi khususnya masyarakat pesisir akan pentingnya menjaga kebersihan laut. Sosialisasi ini sangat penting karena mereka bertindak sebagai komponen pertama yang bersentuhan secara langsung dengan laut

Dengan langkah baik yang kita lakukan bersama, tentu kita semua berharap nantinya aksi ini dapat memberikan hasil yang baik khususnya bagi kebaikan ekosistem laut Indonesia.

Mitra Hijau Indonesia – Konsultan Lingkungan Hidup Surabaya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *